lmu Kesehatan Dunia memiliki sejarah yang panjang sebelum menjadi maju seperti sekarang ini. Namun bagaimana sejarahnya dan apa saja periode ilmu kesehatan dunia? Mari kita bahas!
Periode Islam
Sejak zaman Rasulullah SAW, ilmu kedokteran merupakan ilmu yang dipelajari dengan seksama. Haris bin Kaladah adalah seorang dokter zaman jahiliyah yang masih hidup pada zaman Nabi SAW. Walaupun ia bukan seorang Muslim, Nabi SAW menyuruh kaum Muslim yang sakit untuk berobat kepadanya. Putranya, Nadar bin Haris bin Kaladah, juga menjadi dokter yang terkenal. Dokter Muslim pertama yang menulis buku adalah Ali at-Tabari. Dia adalah dokter Suriah yang masuk Islam pada tahun 855 dan merupakan dokter pribadi Khalifah al-Mutawakkil. Dia menulis buku kedokteran pertama dalam bahasa Arab, yaitu Firdaus al-Hikmah. Buku ini berisi ilmu kedokteran dalam kerangka pikir Yunani dan India.
Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi (Rhazes), seorang dokter dan ahli kimia serta filsafat, telah menulis dua ratus judul buku mengenai kedokteran. Di antaranya adalah al-Mansuri (diterjemahkan menjadi Liber Almansoris pada abad ke-15) terdiri atas 10 jilid dan al-Judari wa al-Hasbah (Penyakit Cacar dan Campak) Dokter terbesar dalam sejarah Islam adalah Ibnu Sina yang juga seorang filsuf besar. Dia digelari Medicorum Principal alias Raja Diraja Dokter oleh tradisi kedokteran Eropa klasik. Ibnu Sina menulis banyak buku tentang kedokteran, seperti al-Qanun fi at-Tibb (Prinsip-prinsip Kedokteran). Tokoh kedokteran Muslim lainnya adalah Abul Qasim az-Zahrawi al-Qurtubi (936-1013) yang dikenal di Eropa sebagai Abulcasis. Dia adalah ahli bedah dan dokter gigi Muslim berkebangsaan Spanyol pada masa pemerintahan Abdurrahman III (890-961). Dia menulis sebuah ensiklopedi berjudul at-Tasrif li Man Arjaza ‘an atTa’lif. Jilid terakhir dari ensiklopedi ini menerangkan dengan jelas diagram dua ratus macam alat bedah.
Sementara itu, Ibnu Rusyd yang dikenal sebagai Averoes di Barat (1126-1198) merupakan perintis ilmu jaringan tubuh (histologi). Karyanya berjudul al-Kulliyyat fi at-Tibb (Kedokteran Umum). Dalam buku ini, dijelaskan bahwa seseorang tidak akan terjangkit penyakit cacar dua kali. Ia juga menjelaskan fungsi retina.Tak hanya dari kalangan pria, sejarah Islam mencatat ada beberapa tokoh Muslim wanita yang menjadi dokter. Beberapa di antaranya adalah Ukhtu al-Hufaid bin Zuhur dan putrinya adalah dokter wanita yang bekerja di Istana Khalifah al-Mansur di Andalusia. Zainab adalah ahli penyakit mata dan ilmu bedah zaman Bani Umayyah. Kemudian, ada pula Syahadatu Dinuriyah dan Binti Duhain al-Luz Damsyiqiah di Suriah.
Periode Menengah (Revolusi Dunia)
Dunia sedang memasuki era Revolusi Industri 4.0, yaitu era yang merupakan periode perkembangan baru ketika beberapa teknologi yang meliputi teknologi fisik, teknologi digital dan teknologi biologis masing-masing telah mencapai perkembangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada bidangnya masing-masing. Ketiga teknologi tersebut merupakan pendorong teknologi utama atau yang paling mendasar untuk Revolusi Industri 4.0. Teknologi digital memiliki pengaruh yang cukup besar yang dimungkinkan dapat meningkatkan sebagian besar inovasi dan kemajuan yang datang dengan gelombang Revolusi Industri 4.0. Teknologi ini dapat menghubungkan seluruh dunia secara digital. Salah satu aspek yang mewujudkan teknologi digital adalah Internet of Things (IoT).
Tujuan dan sasaran dari Internet of Things (IoT) adalah untuk membuat kita berkomunikasi berkomunikasi dengan yang lainnya sehingga tercapai keinginan atau tujuan bersama. Internet of Things (IoT) merupakan pendorong mendasar yang kuat, yang dapat menemukan, mengidentifikasi dan dapat melacak serta memantau suatu subjek, dan bahkan dapat memicu peristiwa terkait dalam waktu nyata. Teknologi ini sangat berkaitan erat dengan dengan dunia kesehatan. Lantas bagaimana dunia kesehatan di era revolusi industri 4.0? Bagaimana pengaruh teknologi biologis di bidang kesehatan dan apa pengaruh era revolusi industri 4.0 kepada ilmu kesehatan dunia? Berikut pembahasannya.
Dalam suatu penelitian biologi, salah satu cabang yang penting yaitu studi genetika, seperti rekayasa genetika. Adapun kemajuan-kemajuan yang telah dicapai pada era Revolusi Industri 4.0 yaitu mengurangi biaya, meningkatkan kemudahan dan efisiensi dalam teknologi dan sekuensing genetik, pengaktifan dan pengeditan. Dalam menyelesaikan Proyek Genom Manusia biasanya membutuhkan waktu lebih dari sepuluh tahun, dengan biaya 2,7 x 109 USD. Akan tetapi saat ini genom dapat diselesaikan dalam beberapa jam dengan biaya kurang dari 1000 USD. Di sisi perawatan, sistem komputer supercom IBM Watson dapat membuat rencana perawatan yang ditujukan pada pasien kanker, dengan cara membandingkan data masa lalu pasien, perawatan dan informasi genetik dengan memperbarui pengetahuan medis hanya dalam beberapa menit.
Selain itu, kemajuan rekayasa genetik membantu orang-orang untuk mematuhi hasil pertanian yang lebih tinggi dengan meningkatkan ketahanan, efektivitas, dan produktivitas tanaman. Neuroteknologi dapat membantu kita untuk memantau aktivitas otak dan melihat bagaimana otak berubah dan berinteraksi dengan dunia luar. Tujuan dari neuroteknologi adalah untuk memberikan keunggulan kinerja sistem hewan pada mesin robot. untuk perawatan medis, teknologi ini mampu mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan membandingkan sejumlah besar data terkait aktivitas otak, sehingga memungkinkan untuk meningkatkan diagnosis dan efisiensi pengobatan gangguan otak serta masalah yang berhubungan dengan kesehatan mental.
Selain itu, komputer generasi berikutnya, yang desainnya dipicu oleh ilmu otak, dapat menalar, memprediksi, dan bereaksi seperti halnya dengan korteks manusia. Selain yang disebutkan di atas, masih terdapat berbagai macam teknologi-teknlologi yang tumbuh dan berkembang serta bermanfaat di bidang kesehatan, namun ini sudah saya ringkas poin poin yang mungkin sangat membantu kalian.
Periode Modern/Millenial
Untuk zaman sekarang, sepertinya kalian juga alami seperti saya. Zaman ini teknologi canggih digantikan oleh teknologi super canggih. bahkan beberapa waktu sekarang pun dokter hanya mengawasi kinerja robot dalam operasi operasi besar/berat. Hal ini didukung oleh kecanggihan Ai zaman sekarang.
eh ada yang tau gak? operasi kesehatan sejak Revolusi Industri yang masih ada di Dunia? Yups itulah WHO. WHO bermula dari wabah kolera dan beberapa epidemi lainnya yang menggila di daratan Eropa pada 1800-an. Revolusi Industri yang bermula di Inggris telah mendorong ekspansi pergerakan barang dan manusia dengan kawasan non-Eropa lainnya. Paruh pertama abad ke-19, kota-kota makin sesak dihuni oleh para buruh kasar dan tidak ditunjang dengan tata kelola sanitasi yang baik. Penyakit kolera muncul dan menjelma menjadi wabah mematikan di Eropa. Pada 1830 dan 1847 wabah Kolera menewaskan puluhan ribu orang di Eropa.
Michael McCarthy dalam “A brief history of the World Health Organization” (2002) mencatat, sebagai respons wabah Kolera, diadakan Konvensi Sanitasi Internasional yang dihelat di Paris pada 1851, dihadiri oleh 11 negara Eropa dan Turki. Meski konferensi tersebut tidak menghasilkan penyebab pasti dari kolera, tetapi itu adalah upaya pertama komunitas internasional (lingkup Eropa) membicarakan masalah pencegahan dan pengendalian penyakit termasuk wabah kuning. Baru pada 1892, Konvensi Sanitasi Internasional berhasil merumuskan pengendalian kolera dan lima tahun kemudian dengan konvensi yang membahas pengendalian wabah. Saat di Eropa masih sebatas konferensi, bergeser ke Amerika, di sana didirikan Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PAHO) pada 1902 yang kemudian diyakini sebagai agen kesehatan tertua di dunia. Tiga tahun berselang, di Eropa didirikan agen kesehatan yang dinamai L’Office International d’Hygiene Publique.
Perjalanan organisasi kesehatan berlanjut ketika Liga Bangsa-Bangsa (LBB) mendirikan Organisasi Kesehatan Liga Bangsa-Bangsa di Jenewa pada 1919. Konvensi Sanitasi Internasional sendiri masih melanjutkan kegiatannya termasuk merevisi memasukkan ketentuan melawan cacar dan tipus pada 1926. Terakhir kali Konvensi Sanitasi Internasional diadakan pada 1938 menjelang Perang Dunia II. Perang Dunia II telah menghambat kerja-kerja agen kesehatan baik di Eropa maupun Amerika karena dikuras oleh peperangan dan persaingan politik sengit. Baru pada 1945 segera setelah berakhirnya Perang Dunia II, Konferensi PBB tentang organisasi internasional di San Francisco memilih untuk membentuk organisasi kesehatan internasional. Baru Setahun kemudian Konferensi Kesehatan Internasional di New York menyetujui Konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia. Antara tahun 1946 dan 1948, komisi sementara yang berisi delapan belas negara mengambil alih tiga pekerjaan kesehatan seperti L’Office International d ‘Hygiene Publique, Organisasi Kesehatan Liga Bangsa-Bangsa, dan Divisi Kesehatan Administrasi Bantuan dan Rehabilitasi PBB. Konstitusi WHO ditandatangani oleh 61 negara pada 22 Juli 1946. Sampai akhirnya, pada 7 April 1948, WHO yang statusnya adalah anggota kelompok pengembang dari PBB resmi didirikan dan berkantor pusat di Jenewa, Swiss. WHO menjadi organisasi antar pemerintahan pertama yang menyematkan kata “dunia” dalam nama organisasi.
WHO dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal yang ditunjuk oleh Dewan Eksekutif dan Majelis Kesehatan Dunia. Direktur Jenderal didampingi oleh Wakil Direktur Jenderal dan beberapa asisten direktur jenderal lainnya yang masing-masing memiliki spesialisasi dalam bidang tertentu. Berkantor pusat di Jenewa, Swiss, tata kelola WHO beroperasi melalui Majelis Kesehatan Dunia yang bertemu tiap tahun sebagai badan pembuat kebijakan umum dan melalui Dewan Eksekutif spesialis kesehatan yang dipilih untuk masa jabatan tiga tahun oleh majelis. Majelis Kesehatan Dunia pertama bertemu di Jenewa pada musim panas 1948 dan menetapkan prioritas isu-isu kesehatan saat itu seperti malaria, tuberkulosis, penyakit kelamin, kesehatan ibu dan anak, teknik sanitasi, dan nutrisi. Anggaran WHO pada 1948 sebesar 5 juta dolar lhoo.
Belakangan, sejak 1950 Hari Kesehatan Dunia dirayakan bertepatan dengan hari lahir WHO. Hari Kesehatan Dunia menjadi satu dari delapan kampanye kesehatan global yang dimotori WHO, seperti Hari Tuberkulosis Dunia, Pekan Imunisasi Dunia, Hari Malaria Dunia, Hari Tanpa Tembakau Dunia, Hari AIDS Sedunia, Hari Donor Darah Dunia, dan Hari Hepatitis Dunia. Sampai 2016, WHO memiliki 194 negara anggota. Semua anggota WHO juga anggota PBB kecuali Nieu dan Kepulauan Cook. Dalam situs resmi WHO, mereka mengklaim mempekerjakan lebih dari 7.000 orang yang ada di 150 kantor di berbagai negara maupun kantor pusat WHO.