Meroë dan Piramida Peninggalan Ibu Kota Nubia Kush

Selama ini piramida selalu identik dengan Mesir, negeri dimana para firaun beratus tahun lamanya menguasai wilayah tersebut dan membangun makamnya sebagai bagunan megah yang berbentuk limas segi empat.

Piramida Giza, Piramida Djoser, dan Situs Dahshur merupakan beberapa situs piramida mesir yang paling terkenal sekarang ini. Tidak sedikit orang yang menganggap bahwasannya piramida hanya dimiliki oleh Mesir, dan kalaupun ada ditempat lain pastilah jumlahnya lebih sedikit.

Namun semua itu tidak benar, terjadi kesalahan persepsi terkait Mesir dan piramida. Sudan, sebuah negara yang terletak di selatan Mesir, memiliki lebih banyak piramida daripada yang terdapat di Mesir. Sudan memiliki sekitar 200-255 piramida, sedangkan Mesir hanya memiliki sekitar 138 piramida (Hrala, 2016).

Meskipun demikian, ukuran piramida yang ada di kedua negara ini juga jauh berbeda. Piramida yang dibangun oleh orang Nubia Kush di Sudan memiliki tinggi rata-rata sekitar 6 hingga 30 meter, sedangkan piramida di Mesir memiliki tinggi rata-rata sekitar 138 meter.

Dari sekian banyaknya piramida Nubia yang berada di Sudan, hampir sebagian besarnya terkonsentrasi di Kota Meroë, atau biasa disebut sebagai Situs Pulau Meroë.

Kota Meroë

Meroë merupakan sebuah kota kuno yang terletak di tepi timur Sungai Nil, sekitar 200 km di timur laut Khartoum. Meroë sendiri merupakan ibu kota dari Kerajaan Kush, setelah Raja Aspelta memindahkan ibu kota kerajaannya sekitar tahun 591 sebelum masehi.

Pada awalnya, ibu kota Kerajaan Kush terletak di Napata. Namun tidak lama setelah Psamtik II―firaun Mesir pada saat itu―menjarah Napata, Raja Aspelta memutuskan untuk memindahkan ibu kotanya kebagian selatan kerajaan, yaitu di Meroë.

Kota kuno ini tertelak di antara riam kelima dan keenam Sungai Nill. Area ini dipercaya dipilih oleh penguasa Kush akibat dari kandungan tanahnya yang kaya akan biji besi serta kayu, yang sangat berguna untuk proses penempaan besi. Selain itu, wilayah ini juga memberikan akses pergadangan menuju Laut Merah.

Pada Periode Meroitik Pertama (sekitar 542–315 SM), istana kerajaan serta pusat pemerintahan sudah dipindahkan menuju Meroë. Pada periode ini, Kuil Utama Amun masih berada di Napata, sedangkan Kuil Amun di Meroë masih dalam tahap pembangunan.

Pada periode yang sama, para raja dan ratu kebanyakan dimakamkan di Nuri―situs perkuburan kerajaan untuk Kota Nepata. Hanya beberapa ratu yang dimakamkan di daerah Meroë―tepatnya di Pemakaman Barat―pada saat itu.

Ketika memasuki Periode Meroitik Ketiga (270 SM – abad ke-1 M), seluruh aktifitas dan pusat pemerintahan telah sepenuhnya berada di Meroë. Raja-raja pada saat itu dimakamkan di Pemakaman Utama Meroë, sedangkan para ratu di Pemakaman Barat.

Pada makam-makam ini, dibangun berbagai macam piramida yang berfungsi sebagai kuburan. Piramida-piramida ini kemudian disebut sebagai Piramida Meroë, dikarenakan letaknya yang berada di Situs Pulau Meroë.

Piramida Meroë

Piramida-piramida di Meroë terbagi letaknya di 3 tempat berbeda. Piramida-piramida ini terletak di 3 situs pemakaman yang berbeda di sekitar Meroë, situs-situs tersebut antara lain:

• Pemakaman Utara
  Pada pemakaman ini, terdapat sekitar 44 piramida. 41 diantara makam-makam tersebut merupakan makam kerajaan, dengan 30 piramida sebagai makam raja, 6 milik ratu, dan 5 lainnya milik bangsawan lainnya.
• Pemakaman Barat
  Pemakaman ini merupakan situs non-kerajaan. Terdapat total sekitar 113 piramida dan makam pada situs ini.
• Pemakaman Selatan
  Pada situs ini, terdapat setidaknya 9 piramida kerajaan dengan komposisi yaitu 4 milik raja dan 5 milik ratu. Seratus sembilan puluh lima makam lainnya turut melengkapi pemakaman.