Kerajaan Kutai (lengkapnya Kerajaan Kutai Martapura) merupakan kerajaan tertua yang berhasil diketahui keberadaannya di wilayah Nusantara. Tidak diketahui nama asli dari kerajaan ini. Nama Kutai sendiri digunakan untuk menyebut kerajaan kuno ini akibat prasastinya yang ditemukan di wilayah yang sekarang menjadi Kabupaten Kutai.
Tahun berdirinya Kerajaan Kutai juga tidak diketahui secara pasti. Diperkirakan, Kerajaan Kutai didirikan sekitar tahun 400 Masehi, sebagai kerajaan yang bercorak Hindu. Perkiraan tersebut didasari oleh pengunaan huruf Pra-Nagari yang berasal dari India, banyak ditemukan di wilayah itu dalam kurun waktu yang relatif sama.
Kerajaan Kutai didirikan oleh Maharaja Kudungga, yang sebelumnya merupakan seorang kepala suku. Pada masa pemerintahan Kudungga, pengaruh Hindu dari India baru masuk ke wilayah Kutai. Hal itu dapat dilihat dari penggunaan nama ‘Kudungga’ yang merupakan nama asli Nusantara.
Pengaruh Hindu dari India kepada Kutai dapat dilihat dari prasasti-prasasti peninggalannya. Salah satu prasasti peninggalan Kutai, Prasasti Yupa, ditulis menggunakan Bahasa Sanskerta dengan huruf Palawa. Penulisan prasasti tersebut ditulis dengan mengunakan gaya puisi anustub.
Tidak banyak sumber sejarah yang mencatatat tentang keberadaan kerajaan kuno ini. Hanya 7 buah prasasti berbentuk yupa yang dijadikan dijadikan sumber mengenai kerajaan ini (dan hanya empat diantaranya yang berhasil dibaca serta diterjemahkan).
Meskipun demikian, sumber-sumber tersebut cukup untuk membuktikan dan menjelaskan sedikit mengenai keberadaan sebuah kerajaan kuno (yang diyakini) tertua di wilayah Nusantara.
Peninggalan Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai tidak memiliki banyak peninggalan. Berdasarkan informasi yang berhasil kami himpun, hanya 7 yupa yang juga memuat prasasti. Hingga kini, hanya 4 buah yupa yang telah berhasil dibaca serta diterjemahkan oleh para ahli.
Berikut beberapa prasasti yang telah berhasil dibaca serta diterjemahkan oleh para ahli.
Prasasti Kutai I (Muarakaman I)
Prasasti Kutai I (atau disebut juga Muarakaman I) ditemukan pada tahun 1879 di Bukit Brubus, Kabupaten Kutai. Prasasti yang terbuat dari batu andesit ini diinventaris dengan nomor D.2a.
Prasasti berbentuk Yupa ini menceritakan tentang silsilah dari Raja Mulawarman. Prasasti ini ditulis menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Palawa awal. Tidak dituliskan secara pasti kapan pembuatan prasasti ini, namun diperkirakan dibuat sekitar abad ke-4 sampai 5 masehi.
Transkripsi
srimatah sri-narendrasya,
kundungasya mahatmanah,
putro svavarmmo vikhyatah,
vansakartta yathansuman,
tasya putra mahatmanah,
trayas traya ivagnayah,
tesan trayanam pravarah,
tapo-bala-damanvitah,
sri mulawarmma rajendro,
yastva bahusuvarnnakam,
tasya yajnasya yupo ‘yam,
dvijendrais samprakalpitah.
Terjemahan
Sang Maharaja Kundunga, yang amat mulia, mempunyai putra yang mashur, Sang Aswawarman namanya, yang seperti Sang Ansuman (dewa Matahari) menumbuhkan keluarga yang sangat mulia. Sang Aswawarman mempunyai putra tiga, seperti api (yang suci) tiga. Yang terkemuka dari ketiga putra itu ialah Sang Mulawarman, raja yang berperadaban baik, kuat dan kuasa. Sang Mulawarman telah mengadakan kenduri (selamatan yang dinamakan) emas amat banyak. Buat peringatan kenduri (selamatan) itulah tugu batu ini didirikan oleh para brahmana.
Prasasti Kutai II (Muarakaman II)
Yupa ini terbuat dari batu andesit, dan merupakan yang tertinggi diantara ketujuh yupa yang telah ditemukan. Prasasti pada yupa ini terdiri dari 8 baris yang menceritakan tentang kedermawanan Raja Mulawarman, yang menyedekahkan 20.000 ekor sapi untuk kaum Brahmana.
Keadaan prasasti ini sendiri masih terjaga dengan baik pada saat ditemukan, tulisannya pun masih bisa terbaca. Prasasti/yupa ini memiliki nomor inventaris D.2b.
Transkripsi
srimad-viraja-kirtteh
rajnah sri-mulavarmmanah punyam
srnvantu vipramukhyah
ye canye sadhavah purusah
bahudana-jivadanam
sakalpavrksam sabhumidanan ca
tesam punyagananam
yupo ‘yan stahapito vipraih
Terjemahan
Dengarkanlah oleh kamu sekalian, Brahmana yang terkemuka, dan sekalian orang baik lain-lainnya, tentang kebaikan budi Sang Mulawarman, raja besar yang sangat mulia. Kebaikan budi ini ialah berwujud sedekah banyak sekali, seolah-olah sedekah kehidupan atau semata-mata pohon kalpa (yang memberi segala keinginan), dengan sedekah tanah (yang dihadiahkan). Berhubung dengan kebaikan itulah maka tugu ini didirikan oleh para Brahmana (buat peringatan).
Prasasti Kutai III (Muarakaman III)
Transkripsi
sri-mulavarmmano rajnah
yad dattan tilla-parvvatam
sadipa-malaya sarddham
yupo ‘yam likhitas tayoh
Terjemahan
Tugu ini ditulis buat (peringatan) dua (perkara) yang telah disedekahkan oleh Sang Raja Mulawarman, yakni segunung minyak (kental), dengan lampu serta malai bunga.
Prasasti Kutai IV (Muarakaman IV)
Transkripsi
srimato nrpamukhyasya
rajnah sri-mulawarmmanah
danam punyatame ksetre
yad dattam vaprakesvare
dvijatibhyo’ gnikalpebhyah.
vinsatir ggosahasrikam
tansya punyasya yupo ‘yam
krto viprair ihagataih.
Terjemahan
Sang Mulawarman, raja yang mulia dan terkemuka, telah memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada para brahmana yang seperti api, (bertempat) di dalam tanah yang suci (bernama) Waprakeswara. Buat (peringatan) akan kebaikan budi sang raja itu, tugu ini telah dibuat oleh para Brahmana yang datang ke tempat ini.
Raja-Raja Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai memiliki banyak raja, yang diangkat berdasarkan garis turunan. Raja-raja Kutai menyandang gelar Maharaja. Diantara raja-raja berikut, hanya 5 orang raja yang tertulis dalam catatan sejarah.
Sumber-sumber sejarah terkait raja-raja Kutai berasal dari Prasasti (menyebutkan 3 orang raja) dan kitab Salasilah Raja dalam Negeri Kutai Kertanegara (menyebutkan 2 orang raja).
Sedangkan sumber lain yang menyebutkan 20 lebih raja Kutai tidak memiliki sumber sejarah yang autentik, yang mana berasal dari ucapan meranyau dari seorang dukun pada upacara adat belian. Berikut merupakan daftar raja-raja Kutai.
- Maharaja Kudungga
- Maharaja Aswarman
- Maharaja Mulawarman
- Maharaja Marawijaya Warman
- Maharaja Gajayana Warman
- Maharaja Tungga Warman
- Maharaja Tungga Warman
- Maharaja Jayanaga Warman
- Maharaja Nalasinga Warman
- Maharaja Gadingga Warman Dewa
- Maharaja Indra Warman Dewa
- Maharaja Sangga Warman Dewa
- Maharaja Candrawarman
- Maharaja Sri Langka Dewa
- Maharaja Guna Parana Dewa
- Maharaja Wijaya Warman
- Maharaja Sri Aji Dewa
- Maharaja Mulia Putera
- Maharaja Nala Pandita
- Maharaja Indra Paruta Dewa
- Maharaja Dharma Setia
Runtuhnya Kerajaan Kutai Martapura
Kerajaan Kutai Martapura dan Kerajaan Kutai Kartangera merupakan dua kerajaan berbeda yang telah hidup berdampingan selama sekian ratus tahun. Sekitar pada abad ke-16 Masehi, mulai timbul perselisihan diantara dua kerajaan tadi.
Pada saat itu, Kutai Martapura merupakan sebuah kerajaan Hindu yang dipimpin oleh Maharaja Dharma Setia. Sedangkan Kutai Kartangera yang dipimpin oleh Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa ing Martapura, pada saat itu telah menganut atau masuk Islam.
Ketika peperangan antara keduanya terjadi, Kutai Kartangera berhasil memenangkan pertarungan melawan Kutai Martapura. Raja Dharma Setia kemudian tewas ditangan Raja Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa dari Kutai Kartanegara.
Dengan demikian, Dharma Setia merupakan raja terakhir dari Kerajaan Kutai Martapura. Setelah peperangan tersebut, Raja Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa menggabungkan kerajaannya dengan mengubah namanya menjadi Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martapura.
- Balai Pelestarian Cagar Budaya Kalimantan Timur. (2017, December 7). KERAJAAN KUTAI. http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbkaltim/4080/
- Tim VOI. (2021, April 20). Sumber Sejarah Kerajaan Kutai: Meski Minim Sumber, Namun Hal Ini Menjelaskan Semua. VOI – Waktunya Merevolusi Pemberitaan. https://voi.id/memori/40780/sumber-sejarah-kerajaan-kutai-meski-minim-sumber-namun-hal-ini-menjelaskan-semua
- Wikipedia contributors. (2007, August 8). Prasasti Yupa. Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. https://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Yupa
- Wikipedia contributors. (2004, November 21). Kerajaan Kutai Martapura. Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kutai_Martapura
- Wikipedia contributors. (2007, February 6). Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa ing Martapura. Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. https://id.wikipedia.org/wiki/Aji_Pangeran_Sinum_Panji_Mendapa_ing_Martapura
- 10 Fakta Tentang Kerajaan Kutai Martadipura dan Kutai Kartanegara. (2020, July 23). Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara. https://dispar.kutaikartanegarakab.go.id/berita/10_fakta_tentang_kerajaan_kutai_martadipura_dan_kutai_kartan#:%7E:text=Kerajaan%20Kutai%20Martadipura%20berdiri%20sekitar,Aji%20Batara%20Agung%20Dewa%20Sakti.
- Sejarah Kesultanan Kutai Kartanegara. (n.d.). KutaiKartanegara.com. Retrieved June 26, 2021, from http://kesultanan.kutaikartanegara.com/index.php?menu=Sejarah
- Prinada, Y., Raditya, I. N., & Prinada, Y. (2021, February 18). Kerajaan Kutai Kartanegara: Sejarah, Letak, & Daftar Raja-Sultan. tirto.id. https://tirto.id/kerajaan-kutai-kartanegara-sejarah-letak-daftar-raja-sultan-galr