British East India Company | Sejarah dan Latar Belakangnya

Avatar photo
East India Company
East India House, pusat dari East India Company. credit: Thomas Malton the Younger (1748-1804) via Wikimedia, public domain

East India Company (EIC) adalah sebuah perusahaan saham gabungan yang didirikan pada tahun 1600 di Inggris. Perusahaan ini biasa disebut juga sebagai English East India Company (sebelum tahun 1707) dan British East India Company setelah Act of Union 1707 disahkan. Adapun sebutan nonformalnya yaitu John Company, Company Bahadur, atau The Company.

Perusahaan ini dibentuk dengan tujuan untuk melakukan perdagangan di kawasan Samudera Hindia dan Asia Tenggara. Awalnya EIC melakukan aktivitas perdangangannya di wilayah anak benua India dan Asia Tenggara, namun akhirnya mereka memperluas perdanganan dengan Qing di China.

Walaupun hanyalah sebuah perusahaan, tetapi EIC tidak hanya melakukan perdangan saja. East India Company juga menguasai sebagian besar anak benua India, menjajah sebagian Asia Tenggara, dan membangun koloni di Hong Kong setelah Perang Candu Pertama. Mereka juga membuat pos perdangan dan membangun koloni di Residen Teluk Persia, wilayah yang sekarang dikenal sebagai Uni Emirat Arab.

Latar Belakang Pembentukan East India Company

Pada akhir 1500-an, penjelajah Eropa mulai berlayar ke seluruh dunia dalam rangka ekspedisi mencari ‘tanah’ baru diluar wilayah dua Imperium besar saat itu, Spanyol (Mahkota Kastilia) dan Portugal. Perjanjian Tordesillas yang disepakati kedua belah pihak membagi dunia menjadi 2 bagian, dengan belahan bumi barat menjadi wilayah Spanyol dan belahan bumi timur menjadi wilayah Portugal.

Pemisahan dunia berdasarkan perjanjian Tordesillas.
credit: by Lencer via Wikimedia, CC BY-SA 3.0

Orang Spanyol dan Protugis akhirnya mulai berlayar sesuai wilayahnya masing-masing. Ketika berlayar ke timur, Portugis akhirnya menemukan wilayah East Indies (Hindia Timur) yang kaya akan rempah-rempah. Pada 1512, Portugis pun menemukan wilayah Maluku. Wilayah Maluku pada saat itu disebut sebagai “Kepulauan Rempah-Rempah”. Hal itu dikarenakan pada saat itu, Maluku merupakan satu-satunya sumber pala dan cengkeh dunia.

Penemuan Maluku ini memicu perdebatan Spanyol pada 1518. Terjadi pertikaian antara Spanyol dan Portugis di Maluku, yang mana kedua belah pihak sama-sama merasa berhak dan ingin memonopoli perdagangan di Maluku. Akhirnya permasalahan ini diselesaikan dengan adanya Perjanjian Saragosa.

Pada awalnya, hanya orang Spanyol dan Portugis lah yang dominan pada rute-rute baru ini. Namun, akibat menurunnya kekuatan Spanyol dan Portugis, mereka tidak bisa mempertahankan apalagi memperluas klaim area mereka. Belum lagi kekuatan Eropa lainnya (terutama setelah Reformasi Protestan) yang tidak menandatangai Perjanjian Tordesillas mengabaikan pembagian wilayah yang diatur dalam perjanjian tersebut. Jadi dengan dukungan yang cukup, negara Eropa manapun dapat menguasai wilayah terbuka ataupun wilayah yang dikuasai secara lemah oleh Spanyol dan Portugal.

Penghancuran Armada Spanyol pada Agustus 1588 membuat kekuatan lama menjadi semakin melemah. Dengan demikian, Inggris dan Belanda dapat mengambil lebih banyak peran aktif dalam perdagangan dengan Hindia Timur. Belanda awalnya memimpin dalam hal ini, dengan fokus utama pada rempah-rempah dan khususnya perdagangan merica.

Malaka jatuh ke tangan Belanda, VOC (Perusahaan Hindia Timur Belanda) akhirnya mengambil alih kepemilikan Portugis di Indonesia, dan mengklaim New Guinea Barat dan Australia Barat sebagai New Holland. Inggris khawatir tertinggal dari Belanda dalam rute perdagangan baru ini. Akhirnya pada tanggal 31 Desember 1600, Ratu Elizabeth I memberikan lebih dari 200 pedagang Inggris hak untuk berdagang di Hindia Timur.

Salah satu kelompok pedagang yang tadi menyebut diri sebagai Governor and Company of Merchants of London Trading into the East Indies (Gubernur dan Perusahaan Pedagang London yang Berdagang ke Hindia Timur), yang akhirnya disederhanakan menjadi East India Company (EIC).

Asal Mula

Pada tahun 1577, Francis Drake memulai pelayaran keliling dunia nya. Pelayaran ini dilakukan dengan dukungan dan izin dari Ratu Elizabeth I. Dalam perjalanannya, Drake akhirnya berlayar ke Hindia Timur dan menemukan Maluku. Di Maluku, dia disambut oleh Sultan Baabullah dari Kesultanan Ternate. Drake memang sengaja mendarat di Ternate karena mengetahui bahwa Ternate merupakan musuh dari Portugis.

Drake kemudian melakukan perdagangan dengan Sultan Baabullah, dan mendapatkan sejumlah besar rempah-rempah eksotis seperti cengkeh dan pala. Awalnya orang Inggris tidak mengetahui nilai dari rempah-rempah, namun Drake mempelajari nilai serta kegunaannya selama berdagang.

Setelah kembali ke Inggris pada tahun 1580, Drake berhasil mengumpulkan sejumlah besar uang. Investor-investor dari pelayaran ini kemudian mendapatkan keuntungan sebanyak 5000% (50 kali lipat). Pelayaran inilah yang menjadi asal mula dari perdagangan rempah dan komoditas lainnya yang dilakukan oleh orang Inggris, yang nantinya akan dilanjutkan oleh East India Company.

Refensi:

  • Wikipedia contributors. (2021b, May 6). East India Company. Wikipedia. https://en.wikipedia.org/wiki/East_India_Company
  • Johnson, B. (2017, July 4). The East India Company and its role in ruling India. Historic UK. https://www.historic-uk.com/HistoryUK/HistoryofEngland/The-East-India-Company/
  • Perjanjian Tordesillas | Zenius Education. (n.d.). Zenius.Net. Retrieved May 7, 2021, from https://www.zenius.net/prologmateri/sejarah/a/730/perjanjian-tordesillas
  • Wikipedia contributors. (2021, May 5). Treaty of Tordesillas. Wikipedia. https://en.wikipedia.org/wiki/Treaty_of_Tordesillas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Kenapa Perbudakan Afrika Menjadi Yang Terbesar Dalam Sejarah?

Next Post

Ketika Jepang Menghapus Dualisme Lembaga Peradilan

Related Posts